Nama : Gde Agus Ari Yoga Purnamika
Kelas : 6 F
Nim : 12.121.223
Pembahasan
Nim : 12.121.223
Pembahasan
Masa kanak-kanak,
remaja, dewasa, dan kemudian menjadi orangtua, tidak lebih hanyalah merupakan
suatu proses wajar dalam hidup yang berkesinambungan dari tahap-tahap
pertumbuhan yang harus dilalui oleh seorang manusia. Setiap masa pertumbuhan
memiliki ciri-ciri tersendiri. Masing-masing mempunyai kelebihan dan
kekurangan. Demikian pula dengan masa remaja. Masa remaja sering dianggap
sebagai masa yang paling rawan dalam proses kehidupan ini. Masa remaja sering
menimbulkan kekuatiran bagi para orangtua. Masa remaja sering menjadi
pembahasan dalam banyak seminar. Padahal bagi si remaja sendiri, masa ini
adalah masa yang paling menyenangkan dalam hidupnya. Oleh karena itu, para
orangtua hendaknya berkenan menerima remaja sebagaimana adanya. Jangan terlalu
membesar-besarkan perbedaan. Orangtua para remaja hendaknya justru menjadi
pemberi teladan di depan, di tengah membangkitkan semangat, dan di belakang
mengawasi segala tindak tanduk si remaja.
Remaja adalah masa peralihan dari kanak-kanak ke dewasa. Para ahli pendidikan
sependapat bahwa remaja adalah mereka yang berusia antara 13 tahun sampai
dengan 18 tahun. Seorang remaja sudah tidak lagi dapat dikatakan sebagai
kanak-kanak, namun masih belum cukup matang untuk dapat dikatakan dewasa.
Mereka sedang mencari pola hidup yang paling sesuai baginya dan inipun sering
dilakukan melalui metoda coba-coba walaupun melalui banyak kesalahan. Kesalahan
yang dilakukan sering menimbulkan kekuatiran serta perasaan yang tidak
menyenangkan bagi lingkungan dan orangtuanya. Kesalahan yang diperbuat para
remaja hanya akan menyenangkan teman sebayanya. Hal ini karena mereka semua
memang sama-sama masih dalam masa mencari identitas. Kesalahan-kesalahan yang
menimbulkan kekesalan lingkungan inilah yang sering disebut sebagai kenakalan
remaja.
2.1. PengertianKenakalanRemaja
Kenakalan remaja adalah semua perubahan anak remaja (usia
belasan tahun) yang berlawanan dengan ketertiban umum (nilai dan norma yang
diakui bersama) yang ditujukan pada orang, binatang, dan barang-barang yang
dapat menimbulkan bahaya atau kerugian pada pihak lain Kenakalan remaja
meliputi semua perilaku yang menyimpang dari norma-norma hukum pidana yang
dilakukan oleh remaja. Perilaku tersebut akan merugikan dirinya sendiri dan
orang-orang di sekitarnya.
Definisi kenakalan remaja menurut para
ahli :
1.
Paul Moedikdo
Semua perbuatan yang dari orang dewasa merupakan suatu
kejahatan bagi anak-anak merupakan kenakalan jadi semua yang dilarang oleh
hukum pidana, seperti mencuri, menganiaya dan sebagainya.
Semua perbuatan penyelewengan dari norma kelompok
tertentu untuk menimbulkan keonaran dalam masyarakat.
Semua perbuatan yang menunjukkan kebutuhan perlindungan
bagi sosial.
2.
Kartono
Kenakalan
remaja atau dalam bahasa inggris di kenal dengan istilah juvenile
delinquency merupakan gejala patologis pada remaja di sebabkan oleh satu bentuk
pengabaian sosial.
3.
Santrock
Kenakalan remaja merupakan kumpulan
dari berbagai perilaku remaja yang tidak dapat di terima secara social hingga
terjadi tindakan criminal.
4.
Drs.B.Simanjutak,S.H.
Perbuatan-perbuatan anak remaja yang bertentangan dengan
norma-norma yang ada dalam masyarakat di mana ia hidup,atau suatu perbuatan
anti sosial di mana di dalamnya terkandung unsure-unsur anti normatif
5.
Mussendkk
perilaku yang melanggar hukum atau kejahatan yang
biasanya dilakukan oleh anak remaja yang berusia 16-18 tahun, jika perbuatan
ini dilakukan oleh orang dewasa maka akan mendapat sangsi hukum.
2.2 Penyebab kenakalan remaja
Ulah para remaja yang masih dalam tarap pencarian jati
diri sering sekali mengusik ketenangan orang lain. Kenakalan-kenakalan ringan
yang mengganggu ketentraman lingkungan sekitar seperti sering keluar malam dan
menghabiskan waktunya hanya untuk hura-hura seperti minum-minuman keras,
menggunakan obat-obatan terlarang, berkelahi, berjudi, dan lain-lainnya itu
akan merugikan dirinya sendiri, keluarga, dan orang lain yang ada disekitarnya.
Cukup banyak faktor yang melatar belakangi terjadinya
kenakalan remaja. Berbagai faktor yang ada tersebut dapat dikelompokkan menjadi
faktor internal dan faktor eksternal. Berikut ini penjelasannya secara ringkas
:
C.
Faktor-Faktor Penyebab Terjadinya Kenakalan Remaja
Faktor yang menyebabkan
terjadinya kenakalan remaja secara umum dapat dikelompokan ke dalam dua faktor,
yaitu sebagai berikut:
1.
Faktor Intern
a)
Faktor Kepribadian
Kepribadian
adalah suatu organisasi yang dinamis pada system psikosomatis
dalam individu yang turut menentukan caranya yang unik dalam menyesuaikan
dirinya dengan lingkungannya (biasanya disebut karakter psikisnya). Masa
remaja dikatakan sebagai suatu masa yang berbahaya. Pada periode ini, seseorang
meninggalkan masa anak-anak untuk menuju masa dewasa. Masa ini di rasakan
sebagai suatu Krisis identitas karena belum adanya pegangan, sementara
kepribadian mental untuk menghindari timbulnya kenakalan remaja atau perilaku
menyimpang.
b)
Faktor Kondisi Fisik
Faktor ini
dapat mencakup segi cacat atau tidaknya secara fisik dan segi jenis kelamin.
Ada suatu teori yang menjelaskan adanya kaitan antara cacat tubuh dengan
tindakan menyimpang (meskipun teori ini belum teruji secara baik dalam
kenyataan hidup). Menurut teori ini, seseorang yang sedang mengalami
cacat fisik cenderung mempunyai rasa kecewa terhadap kondisi hidupnya.
Kekecewaan tersebut apabila tidak disertai dengan pemberian bimbingan akan
menyebabkan si penderita cenderung berbuat melanggar tatanan hidup bersama
sebagai perwujudan kekecewaan akan kondisi tubuhnya.
c)
Faktor Status dan Peranannya di Masyarakat
Seseorang anak
yang pernah berbuat menyimpang terhadap hukum yang berlaku, setelah selesai
menjalankan proses sanksi hukum (keluar dari penjara), sering kali pada saat
kembali ke masyarakat status atau sebutan “eks narapidana” yang diberikan oleh
masyarakat sulit terhapuskan sehingga anak tersebut kembali melakukan tindakan
penyimpangan hukum karena meresa tertolak dan terasingkan.
2.
Faktor Ekstern
a.
Kondisi Lingkungan Keluarga
Khususnya di
kota-kota besar di Indonesia, generasi muda yang orang tuanya disibukan dengan
kegiatan bisnis sering mengalami kekosongan batin karena bimbingan dan kasih
sayang langsung dari orang tuanya sangat kurang. Kondisi orang tua yang lebih
mementingkan karier daripada perhatian kepada anaknya akan menyebabkan
munculnya perilaku menyimpang terhadap anaknya. Kasus kenakalan remaja yang
muncul pada keluarga kaya bukan karena kurangnya kebutuhan materi melainkan
karena kurangnya perhatian dan kasih sayang orang tua kepada anaknya.
b.
Kontak Sosial dari Lembaga Masyarakat Kurang Baik atau Kurang Efektif
Apabila system
pengawasan lembaga-lembaga sosial masyarakat terhadap pola perilaku anak muda
sekarang kurang berjalan dengan baik, akan memunculkan tindakan penyimpangan
terhadap nilai dan norma yang berlaku. Misalnya, mudah menoleransi tindakan
anak muda yang menyimpang dari hukum atau norma yang berlaku, seperti
mabuk-mabukan yang dianggap hal yang wajar, tindakan perkelahian antara anak
muda dianggap hal yang biasa saja. Sikap kurang tegas dalam menangani tindakan
penyimpangan perilaku ini akan semankin meningkatkan kuantitas dan kualitas
tindak penyimpangan di kalangan anak muda.
c.
Kondisi Geografis atau Kondisi Fisik Alam
Kondisi alam
yang gersang, kering, dan tandus, dapat juga menyebabkan terjadinya tindakan
yang menyimpang dari aturan norma yang berlaku, lebih-lebih apabila individunya
bermental negative. Misalnya, melakukan tindakan pencurian dan mengganggu
ketertiban umum, atau konflik yang bermotif memperebutkan kepentingan
ekonomi.
d.
Faktor Kesenjangan Ekonomi dan Disintegrasi Politik
Kesenjangan
ekonomi antara orang kaya dan orang miskin akan mudah memunculkan kecemburuan
sosial dan bentuk kecemburuan sosial ini bisa mewujudkan tindakan perusakan,
pencurian, dan perampokan. Disintegrasi politik (antara lain terjadinya konflik
antar partai politik atau terjadinya peperangan antar kelompok dan perang
saudara) dapat mempengaruhi jiwa remaja yang kemudian bisa menimbulkan
tindakan-tindakan menyimpang.
e.
Faktor Perubahan Sosial Budaya yang Begitu Cepat (Revolusi)
Perkembangan
teknologi di berbagai bidang khususnya dalam teknologi komunikasi dan hiburan
yang mempercepat arus budaya asing yang masuk akan banyak mempengaruhi pola
tingkah laku anak menjadi kurang baik, lebih-lebih anak tersebut belum siap
mental dan akhlaknya, atau wawasan agamanya masih rendah sehingga mudah berbuat
hal-hal yang menyimpang dari tatanan nilai-nilai dan norma yang berlaku
2.3 Gejala atau tanda-tanda seorang remaja mengalami kenakalan remaja
1.
anak-anak tidak
disukai oleh teman-temannya sehingga anak tersebut menyendiri.
2.
Anak-anak yang
sering menghindarkan diri dari tanggung jawab di rumah atau
sekolah.
3.
Anak-anak yang
sering mengeluh dalam arti bahwa mereka mengalami masalah yang
oleh dia
sendiri tidak sanggup mencari permasalahannya.
4.
Anak-anak yang
suka berbohong.
5.
Anak-anak yang
tidak sanggup memusatkan perhatian.
6.
Anak-anak yang
mengalami phobia dan gelisah dalam melewati batas yang berbeda
dengan
ketakutan anak-anak normal.
7.
Anak-anak yang
suka menyakiti / mengganggu teman-temannya disekolah atau
dirumah.
2.4 Perilaku-perilaku
yang merupakan kenakalan remaja
Berdasarkan pengertian kenakalan
remaja diatas kami mengadakan pengamatan tentang
beberapa perilaku remaja yang termasuk kenalan remaja di lingkungan sekitar,
berikut beberapa contoh kenakalan remaja yang ada di lingkungan sekitar kami :
a) perbuatan awal pencurian meliputi
perbuatan berkata bohong dan tidak jujur;
b) perkelahian antar siswa termasuk juga tawuran antar pelajar;
c) mengganggu teman;
d) memusuhi orang tua dan saudara, meliputi perbuatan berkata kasar dan tidak hormat pada orang tua dan saudara;
e) Merokok;
f) menonton video atau media cetak yang tidak layak
g) Corat-coret tembok sekolah
b) perkelahian antar siswa termasuk juga tawuran antar pelajar;
c) mengganggu teman;
d) memusuhi orang tua dan saudara, meliputi perbuatan berkata kasar dan tidak hormat pada orang tua dan saudara;
e) Merokok;
f) menonton video atau media cetak yang tidak layak
g) Corat-coret tembok sekolah
h) Membolos dan
i)
Mengendarai
kendaraan di bawah umur tanpa helm
j)
Selalu
melanggar tata tertib
Jadi, dapat disimpulkan tindakan
kenakalan remaja sangat merugikan bagi remaja dan masyarakat itu sendiri.
2.5 Upaya mengatasi kenakalan remaja
Masa
remaja sebagai periode merupakan suatu periode yang sarat dengan perubahan dan
rentan munculnya masalah (kenakalan remaja). Untuk itu perlu adanya
perhatian khusus serta pemahaman yang baik serta penanganan yang tepat terhadap
remaja merupakan faktor penting bagi keberhasilan remaja di kehidupan
selanjutnya, mengingat masa ini merupakan masa yang paling menentukan.
Selain
itu perlu adanya kerjasama dari remaja itu sendiri, orang tua, guru dan
pihak-pihak lain yang terkait agar perkembangan remaja di bidang pendidikan dan
bidang-bidang lainnya dapat dilalui secara terarah, sehat dan bahagia.
Berikut
Solusi dalam rangka penanggulangan kenakalan remaja :
1. Tindakan Preventif
Usaha pencegahan timbulnya kenakalan remaja secara umum dapat dilakukan melalui cara berikut:
Usaha pencegahan timbulnya kenakalan remaja secara umum dapat dilakukan melalui cara berikut:
- Mengenal dan mengetahui ciri umum dan khas remaja
- Mengetahui kesulitan-kesulitan yang secara umum dialami oleh para remaja. Kesulitan-kesulitan mana saja yang biasanya menjadi sebab timbulnya pelampiasan dalam bentuk kenakalan.
Usaha pembinaan remaja dapat dilakukan melalui:
- Menguatkan sikap mental remaja supaya mampu menyelesaikan persoalan yang dihadapinya.
- Memberikan pendidikan bukan hanya dalam penambahan pengetahuan dan keterampilan melainkan pendidikan mental dan pribadi melalui pengajaran agama, budi pekerti dan etiket.
- Menyediakan sarana-sarana dan menciptakan suasana yang optimal demi perkembangan pribadi yang wajar.
- Memberikan wejangan secara umum dengan harapan dapat bermanfaat.
- Memperkuat motivasi atau dorongan untuk bertingkah laku baik dan merangsang hubungan sosial yang baik.
- Mengadakan kelompok diskusi dengan memberikan kesempatan mengemukakan pandangan dan pendapat para remaja dan memberikan pengarahan yang positif.
- Memperbaiki keadaan lingkungan sekitar, keadaan sosial keluarga maupun masyarakat di mana banyak terjadi kenakalan remaja.
Sebagaimana
disebut di atas, bahwa keluarga juga mempunyai andil dalam membentuk pribadi
seorang remaja. Jadi untuk memulai perbaikan, maka harus mulai dari diri sendiri
dan keluarga. Mulailah perbaikan dari sikap yang paling sederhana, seperti
selalu berkata jujur meski dalam gurauan, membaca doa setiap melakukan hal-hal
kecil, memberikan bimbingan agama yang baik kepada anak dan masih banyak hal
lagi yang bisa dilakukan oleh keluarga. Memang tidak mudah melakukan dan
membentuk keluarga yang baik, tetapi semua itu bisa dilakukan dengan pembinaan
yang perlahan dan sabar.Dengan usaha pembinaan yang terarah, para remaja akan
mengembangkan diri dengan baik sehingga keseimbangan diri yang serasi antara
aspek rasio dan aspek emosi akan dicapai. Pikiran yang sehat akan mengarahkan
para remaja kepada perbuatan yang pantas, sopan dan bertanggung jawab yang
diperlukan dalam menyelesaikan kesulitan atau persoalan masing-masing.
Usaha pencegahan kenakalan remaja secara khusus dilakukan oleh para pendidik terhadap kelainan tingkah laku para remaja. Pendidikan mental di sekolah dilakukan oleh guru, guru pembimbing dan psikolog sekolah bersama dengan para pendidik lainnya. Usaha pendidik harus diarahkan terhadap remaja dengan mengamati, memberikan perhatian khusus dan mengawasi setiap penyimpangan tingkah laku remaja di rumah dan di sekolah.
Sekolah adalah lembaga pendidikan formal yang memiliki pengaruh kuat terhadap perkembangan remaja. Ada banyak hal yang bisa dilakukan pihak sekolah untuk memulai perbaikan remaja, di antaranya melakukan program “monitoring” pembinaan remaja melalui kegiatan-kegiatan keagamaan, kegiatan ekstrakurikuler yang ada di sekolah dan penyelenggaraan berbagai kegiatan positif bagi remaja.
Bimbingan yang dilakukan terhadap remaja dilakukan dengan dua pendekatan:
Usaha pencegahan kenakalan remaja secara khusus dilakukan oleh para pendidik terhadap kelainan tingkah laku para remaja. Pendidikan mental di sekolah dilakukan oleh guru, guru pembimbing dan psikolog sekolah bersama dengan para pendidik lainnya. Usaha pendidik harus diarahkan terhadap remaja dengan mengamati, memberikan perhatian khusus dan mengawasi setiap penyimpangan tingkah laku remaja di rumah dan di sekolah.
Sekolah adalah lembaga pendidikan formal yang memiliki pengaruh kuat terhadap perkembangan remaja. Ada banyak hal yang bisa dilakukan pihak sekolah untuk memulai perbaikan remaja, di antaranya melakukan program “monitoring” pembinaan remaja melalui kegiatan-kegiatan keagamaan, kegiatan ekstrakurikuler yang ada di sekolah dan penyelenggaraan berbagai kegiatan positif bagi remaja.
Bimbingan yang dilakukan terhadap remaja dilakukan dengan dua pendekatan:
- Pendekatan langsung, yakni bimbingan yang diberikan secara pribadi pada remaja itu sendiri. Melalui percakapan mengungkapkan kesulitan remaja dan membantu mengatasinya.
- Pendekatan melalui kelompok, di mana ia sudah merupakan anggota kumpulan atau kelompok kecil tersebut:
2. Tindakan Represif
Usaha menindak pelanggaran norma-norma sosial dan moral dapat dilakukan dengan mengadakan hukuman terhadap setiap perbuatan pelanggaran. Dengan adanya sanksi tegas pelaku kenakalan remaja tersebut, diharapkan agar nantinya si pelaku tersebut “jera” dan tidak berbuat hal yang menyimpang lagi. Oleh karena itu, tindak lanjut harus ditegakkan melalui pidana atau hukuman secara langsung bagi yang melakukan kriminalitas tanpa pandang bulu.
Sebagai contoh, remaja harus mentaati peraturan dan tata cara yang berlaku dalam keluarga. Disamping itu perlu adanya semacam hukuman yang dibuat oleh orangtua terhadap pelanggaran tata tertib dan tata cara keluarga. Pelaksanaan tata tertib harus dilakukan dengan konsisten. Setiap pelanggaran yang sama harus dikenakan sanksi yang sama. Sedangkan hak dan kewajiban anggota keluarga mengalami perubahan sesuai dengan perkembangan dan umur.
Di lingkungan sekolah, kepala sekolahlah yang berwenang dalam pelaksanan hukuman terhadap pelanggaran tata tertib sekolah. Dalam beberapa hal, guru juga berhak bertindak. Akan tetapi hukuman yang berat seperti skorsing maupun pengeluaran dari sekolah merupakan wewenang kepala sekolah. Guru dan staf pembimbing bertugas menyampaikan data mengenai pelanggaran dan kemungkinan-kemungkinan pelanggaran maupun akibatnya. Pada umumnya tindakan represif diberikan dalam bentuk memberikan peringatan secara lisan maupun tertulis kepada pelajar dan orang tua, melakukan pengawasan khusus oleh kepala sekolah dan tim guru atau pembimbing dan melarang bersekolah untuk sementara waktu (skors) atau seterusnya tergantung dari jenis pelanggaran tata tertib sekolah.
3. Tindakan Kuratif dan Rehabilitasi
Tindakan ini dilakukan setelah tindakan pencegahan lainnya dilaksanakan dan dianggap perlu mengubah tingkah laku pelanggar remaja itu dengan memberikan pendidikan lagi. Pendidikan diulangi melalui pembinaan secara khusus yang sering ditangani oleh suatu lembaga khusus maupun perorangan yang ahli dalam bidang ini.
Solusi internal bagi seorang remaja dalam mengendalikan kenakalan remaja antara lain:
Usaha menindak pelanggaran norma-norma sosial dan moral dapat dilakukan dengan mengadakan hukuman terhadap setiap perbuatan pelanggaran. Dengan adanya sanksi tegas pelaku kenakalan remaja tersebut, diharapkan agar nantinya si pelaku tersebut “jera” dan tidak berbuat hal yang menyimpang lagi. Oleh karena itu, tindak lanjut harus ditegakkan melalui pidana atau hukuman secara langsung bagi yang melakukan kriminalitas tanpa pandang bulu.
Sebagai contoh, remaja harus mentaati peraturan dan tata cara yang berlaku dalam keluarga. Disamping itu perlu adanya semacam hukuman yang dibuat oleh orangtua terhadap pelanggaran tata tertib dan tata cara keluarga. Pelaksanaan tata tertib harus dilakukan dengan konsisten. Setiap pelanggaran yang sama harus dikenakan sanksi yang sama. Sedangkan hak dan kewajiban anggota keluarga mengalami perubahan sesuai dengan perkembangan dan umur.
Di lingkungan sekolah, kepala sekolahlah yang berwenang dalam pelaksanan hukuman terhadap pelanggaran tata tertib sekolah. Dalam beberapa hal, guru juga berhak bertindak. Akan tetapi hukuman yang berat seperti skorsing maupun pengeluaran dari sekolah merupakan wewenang kepala sekolah. Guru dan staf pembimbing bertugas menyampaikan data mengenai pelanggaran dan kemungkinan-kemungkinan pelanggaran maupun akibatnya. Pada umumnya tindakan represif diberikan dalam bentuk memberikan peringatan secara lisan maupun tertulis kepada pelajar dan orang tua, melakukan pengawasan khusus oleh kepala sekolah dan tim guru atau pembimbing dan melarang bersekolah untuk sementara waktu (skors) atau seterusnya tergantung dari jenis pelanggaran tata tertib sekolah.
3. Tindakan Kuratif dan Rehabilitasi
Tindakan ini dilakukan setelah tindakan pencegahan lainnya dilaksanakan dan dianggap perlu mengubah tingkah laku pelanggar remaja itu dengan memberikan pendidikan lagi. Pendidikan diulangi melalui pembinaan secara khusus yang sering ditangani oleh suatu lembaga khusus maupun perorangan yang ahli dalam bidang ini.
Solusi internal bagi seorang remaja dalam mengendalikan kenakalan remaja antara lain:
- Kegagalan mencapai identitas peran dan lemahnya kontrol diri bisa dicegah atau diatasi dengan prinsip keteladanan. Remaja harus bisa mendapatkan sebanyak mungkin figur orang-orang dewasa yang telah melampaui masa remajanya dengan baik juga mereka yang berhasil memperbaiki diri setelah sebelumnya gagal pada tahap ini.
- Adanya motivasi dari keluarga, guru, teman sebaya untuk melakukan point pertama.
- Remaja menyalurkan energinya dalam berbagai kegiatan positif, seperti berolahraga, melukis, mengikuti event perlombaan, dan penyaluran hobi.
- Remaja pandai memilih teman dan lingkungan yang baik serta orangtua memberi arahan dengan siapa dan di komunitas mana remaja harus bergaul.
- Remaja membentuk ketahanan diri agar tidak mudah terpengaruh jika ternyata teman sebaya atau komunitas yang ada tidak sesuai dengan harapan.
Jika
berbagai solusi dan pembinaan di atas dilakukan, diharapkan kemungkinan
terjadinya kenakalan remaja ini akan semakin berkurang dan teratasi. Dari
pembahasan mengenai penanggulangan masalah kenakalan remaja ini perlu
ditekankan bahwa segala usaha pengendalian kenakalan remaja harus ditujukan ke
arah tercapainya kepribadian remaja yang mantap, serasi dan dewasa. Remaja
diharapkan akan menjadi orang dewasa yang berpribadi kuat, sehat jasmani dan
rohani, teguh dalam kepercayaan (iman) sebagai anggota masyarakat, bangsa dan
tanah air.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar